Arti Sahabat
Cerita remaja ini berawal saat seorang anak SMU yang bernama Rafi sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Tiba-tiba ia melihat remaja sebaya sedang naik sepeda lalu jatuh tersungkur tepat di depan rumahnya. Isi tas plastik pemuda itu tumpah dan berhamburan ke luar. Tanpa berpikir panjang, Rafi segera menolongnya. Rafi membantunya berdiri dan mengumpulkan barang-barangnya yang berserakan di jalan. Semprotan serangga, tali, dan beberapa barang lain yang dibawa remaja itu akhirnya sudah masuk ke dalam tas plastiknya lagi. Rafi juga melihat kaki pemuda itu terluka, maka Rafi memintanya mampir sebentar agar lukanya bisa diobati. Anak ABG itu menyetujuinya dan mereka berdua masuk rumah.
Di dalam rumah, Rafi ngobrol dengan dengan anak SMU itu yang akhirnya diketahui bernama Ridwan. Lama sekali Rafi ngobrol dengan Ridwan, mereka menjadi akrab dalam sekejab, mungkin karena umur mereka yang hampir sama. Mereka berbicara tentang sekolah, hobi, guru, dan hal-hal lain yang biasa diceritakan remaja SMU. Semenjak peristiwa itu, mereka berdua menjadi akrab dan saling bersahabat.
Saat lulus SMU, cerita anak abg itu berlanjut. kedua pemuda itu diterima di universitas yang sama. Persahabatan mereka pun makin dekat. Hingga tak terasa, waktu kelulusan pun tiba. Beberapa hari sebelum wisuda Ridwan menemui Rafi, seperti biasa mereka lalu saling mengobrol.
“Hey, Rafi!” kata Ridwan, “Tahukah kamu bahwa jika kamu tidak menolongku dulu, mungkin selamanya aku tidak akan kenal denganmu. Kamu memang sahabat terbaikku.”
“Haha.. biasa ajalah. Lha emangnya kenapa, toh?” Rafi balas bertanya.
“Maaf, jika aku tidak pernah bercerita tentang ini. Masa-masa pertemuan awal kita dulu adalah masa-masa kritis dalam hidupku.” Ridwan mulai bercerita, “Waktu itu, usaha bapakku bangkrut, dia terlilit banyak hutang. Sedangkan ibuku malah lari dengan lelaki lain. Aku selalu jadi korban emosi bapak. Waktu itu saya kecewa sekali dengan mereka dan ingin bunuh diri.”
Ridwan melanjutkan ceritanya, “Tetapi, waktu sehabis membeli racun serangga dan juga tali untuk bunuh diri, sepedaku malah terpeleset di depan rumahmu dan kamu menolongku. Keakraban dan ketulusanmu waktu itu seolah-olah bercerita bahwa masih banyak orang baik di sekitarku. Aku merasa tidak sendiri lagi waktu itu. Aku melihat ada harapan. Canda dan sikapmu membuatku membatalkan niat bunuh diriku. Thanks, bro! entah sadar atau tidak, engkau sudah menyelamatkan nyawaku.”
(Diterjemahkan dan ditulis ulang dari ‘The Gesture’, Unknown Author)
——————–
Luangkan waktu untuk tersenyum pada salah satu orang yang tidak kau kenal.. mungkin senyum itu bisa menjadi satu-satunya sinar bagi mataharinya yang mulai gelap.. ^^
.
mantab. gitu donk sama sahabat, harus saling mengerti….
menangis untuk sahabat itu adalah hal yang terindah …
senyuman untuk sahabat itu adalah sesuatu yang tak bisa punah …
goood story…………………..
Senyum itu ibadah,,
dn teman itu banyak
tp sahabat itu hanya 1
Mantap ceritanya…:)
ketulusan hati seorang sahabat bagai mutiara liar
Rafi,d pakai oleh Tuhan,utk mnjdi trang utk Ridwan…..
good story..
begitulah Tuhan jika akan memberi hidayah dengan Kehendak-Nya..
good story..
i like it bang..:)
untuk menemukan seorang sahabat itu tidak mudah, apalagi sahabat yg bisa mengerti tentang kita..bila kita menemukan seorang yg baik, pasti hari2 kita akan menjadi lebih baik…
syalom…
sahabat adalah belahan jiwa,bila kasih syang tu ada keduanya dengan tulus bak bunga mekar dipagi hari, saling berbagi hanya karena cinta dariNYA
untuk menemukan seorang sahabat tidaklah mudah, jadi beruntunglah yang telah memiliki sahabat.. 😀
hedeuh ^^
susah banget cari sahabat sejati,, 😉
gampangan cari pacar daripada sahabat,, ^^
100 itu sempurna. Tapi sahabat itu pertama. 🙂
Dengan tidak sengaja telah menolong hidup orang lain, jadi lakukan hal baik setiap hari, amin..
saya suka cerita ini karna bat saya sahabat adalah sangatlah penting bagi saya
nice inspiration 😀 😀
Nice story 😀
cool and nice story..frindship never die..hope in my real live got a friend like this…
keren, gk nyangka bisabisa kayak gitu