Sepatu Raja
Seorang raja berjalan kaki melihat-lihat keadaan ibu kota. Di jalan depan istana, kakinya terluka karena menginjak batu tajam. “Jalan di depan istana ini sangat buruk. Aku harus memperbaikinya,” begitu pikirnya. Maka, Sang Raja segera merumuskan proyek untuk memperbaiki jalan di depan istana itu. Ia ingin jalan itu dilapisi dengan kulit sapi terbaik, agar siapapun yang melewatinya tidak terluka. Persiapan mengumpulkan sapi-sapi di seluruh negeri dilakukan.
Di tengah kesibukan luar biasa itu, seorang pertapa menghadap raja dan berkata, “Wahai Paduka. Mengapa Paduka mengorbankan sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan tersebut, padahal yang Paduka perlukan hanya dua potong kulit sapi untuk sepatu yang berfungsi melapisi telapak kaki Paduka?”
———
Ah, cerita klasik di atas mengingatkanku betapa seringnya aku menuntut dunia agar berubah sesuai dengan keinginanku, demi kenyamananku dan harapanku. Padahal, dengan sedikit perubahan pada diriku sendiri, aku sebenarnya sudah bisa mengatasi itu semua.
Aku ingat betul, bagaimana dulu aku sering berusaha membuat orang-orang di sekitarku agar mengagumi – atau setidaknya suka dengan aku. Aku berusaha keras untuk itu karena aku yakin semua itu bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi ada sebuah titik nadir yang membuat aku sadar, bahwa aku tidak bisa memaksa setiap orang untuk menyukai aku.
Kenapa aku harus berjuang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak dapat aku rubah?
Bukankah lebih baik menata diri dan komposisi tubuh ini agar selalu tumbuh dinamis – seiring dengan keadaan dan perubahan di sekitarku?
Seperti sulur-sulur tumbuhan rambat yang merayap mengikuti bentuk tembok.. tetapi mampu menghancurkannya.. Seperti lumut yang tumbuh naik turun mengikuti tekstur batu, tetapi sangat berpotensi untuk membuatnya rapuh.. Seperti awan yang selalu bergerak mengikuti angin, tetapi mampu menjadi hujan dan cuaca yang justru memutarbalikkan arah angin itu sendiri.. semoga.. ^^
.
42 Komentar di “Sepatu Raja”
akhrnya apdet ya mas.. Crita y menarik
dapat yang kedua… 🙂
Cerita pengantarnya menarik mas..
Eh kirain Sang Raja itu mas Joddie hi hi…
Yah, karena manusia selalu ingin dipandang lebih…^^
Benar sekali, sepertinya permasalahan saya juga
like this!! sepertinya ini cerita adalah jawaban dari kegelisahan aku mas,,,seperti sindiran tulisan ini..xixixi
Dibalik semua permasalahan, pasti selalu ada cara praktis untuk menyelesaikannya. Hanya saja pemikiran cenderung meresponnya dengan cara yang rumit, mungkin karena belum terbiasa berpikir praktis, hehe.. 😛
Tulisanmu baru dan menginspirasi 🙂
Sangat kena di hati sobat
Tulisan yg bagus dan menginspirasi..
Suatu permasalahan memang harus diselesaikan dengan cara yang paling tepat dan tidak berlebihan… Mantap sekali..!
kadang dengan kita berusaha menarik simpati orang lain malah membuat kita jadi kurang asik….. ngalir aja de 🙂
raja yang bodoh..wkwk
cerita ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita
salam kenal mas
Kadang kita terperangkap oleh pikiran kita yang hanya terfokus bagaimana membuat yang terbaik, tanpa memperhatikan prosesnya yang sebenarnya sangat rumit, berlebihan dan ribet.
alhamdulillah.. puja puji syukur hamba aturkan kepada engkau wahai tuhan q. semoga allah memberikan balasan yang terbaik bagi siapapun orang yg telah menyebarkan dan menulis cerita ini. q suka dengan cerita ini coz q bisa mendapatkan ilmu yang bisa q serap. thank’z…………………………………………………………………………………………………
Akhir ada juga post baru … baca dulu ah …
cerita yang menarik dan inspiratif, 🙂
salam, http://aditric.wordpress.com
Jujur, aku tidak bisa berkomentar kali ini, mas. Soalnya asyik banget bacanya…
Seorang sahabat pernah memberikan nasehat, untuk membuat seluruh dunia menjadi biru, tak perlu mengecat seluruh dunia dengan warna itu, cukup pakai kaca mata berlensa biru. Cukup dengan itu, seluruh dunia akan berubah jadi biru….jadi tak perly lagi nonton film biru. (doh) malah keceplos…maaf……
tadi dikirain rajanya bakal jawab “biar semua rakyatku ga perlu ngerasain jalanan jelek”
eh ternyata maknanya lain. hehehe.. good good..
benar sekali kita terkadang terlalu banyak menuntut, lupa dengan diri kita.
Hmm… sedang merefleksikan ke diriku sendiri juga nih…
yapz.. merubah diri sendiri, mulai dari diri sendiri, bener bener inspirasi ^_^
wah artikel ini patut dbaca oleh para perencana pembangunan di pemerintahan agar tidak sembarangan utk membangun
memikirkan efisiensi, efektifitas dan optimalisasi
Nasehat sang pertapa, dapat bermakna, agar sang raja lebih memikirkan kehidupan rakyatnya daripada dirinya sendiri. Juga memberikan hikmah untuk tidak mengejar kemewahan (sak madya).
Tanaman rambat, lumut, awan bergerak dan juga air mengalir, menyimpan filosofi yang sangat dalam, untuk mensikapi kehidupan ini agar lebih bijak, dan teguh dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran, tanpa kekerasan.
Salam insipiratif, mas Joddie.
benar lah cerita ini,, kadang kita terlalu sibuk memikirkan hal-hal yg terlalu berlebihan, padahal kita hanya butuh sedikit perunahan dari dalam diri kita tuk kehidupan yg lebih baik,, thx
Maaf, baru selesai bacanya lama banget hehehe…
Sseperti biasa, susunan katanya rapi 😉 gak pake h jadi rapih 😛
inspiratif as usual 😉
paragraf terakhirnya aku suka banget, tapi lebih suka waktu denger langsung daripada waktu baca dari blog :p
banyak yg ingin merubah dunia, tp sedikit yg mau merubah diri sendiri
Couldn’t agree no more! 🙂
Kadang kita terperangkap oleh pikiran kita yang hanya terfokus bagaimana membuat yang terbaik, tanpa memperhatikan prosesnya yang sebenarnya sangat rumit, berlebihan dan ribet.
Do not a lot of money to buy some real estate? Do not worry, because it’s available to take the http://lowest-rate-loans.com to solve such kind of problems. Hence take a college loan to buy all you want.
embeeer…to be ur self pasti goood
Sedikit..tp b`arti…slalu memperbaiki diri setiap saat..
cerita yang menampar setiap hati orang-orang yang ambisius dan egois seperti saya..benar, jika kita tdk mampu merubah dunia menjadi seperti apa yang kita minta, maka rubahlah diri kita, niscaya suatu saat duniapun berubah seperti apa yg kita minta..
just 4 share my site :
http://www.womenhairgallery.co.cc
Cerita beginian punya kesimpulan yg multi tafsir dah…
Seharusnya kita bangga punya raja yg begini..memperbaiki fasilitas jalan..sehingga layak dipakai oleh orang banyak.
Kalo rajanya cuman memakai sepatu terbaik…maka yg bisa menikmatin cuman rajanya saja.
Coba kalo pemimpin kita begini….jalan raya banyak lobang…banjir sana sini….kalo pemimpin kita punya filosofi begini…membeli mobil mewah..agar nyaman di jalan lobang dan membangun rumah di dataran tinggi…agar bebas banjir…bukannya itu lebih menghemat daripada harus memperbaiki fasilitas umum? Tapi apa yg bisa dinikmatin masyarakat umum?
Ceritanya menginspirasikan banget…
Yup. saya pun sering begitu. merubah keadaan sesuai apa yg saya inginkan tanpa tau apa yg terjadi setelahnya.
Nice artikel.
menurut q… sang raja memiliki sikap yang tepat sebagai seorang raja yang harus bisa memberikan yang terbaik dari yang bisa dia lakukan, walau itu sedikit berlebihan bila di pandang oleh rakyat kecil… tapi niat nya sudah bagus sekali.. kadang kita mengkritisi orang dari sudut pandang kita sendiri tanpa melihat dari sudut pandang orang lain..
artikel yang bagus……
coba bisa dibaca para pejabat2 negri kita….
paragraf terakhirnya oks bngedh deh….
i like it……..
maaf,telat satu tahun lebih msih gpp kan kasih komen???
buatku di raja yang bijak…coba kalo dia cm bikin sepatu buat dirinya sendiri,bakal banyak kaki rakyatnya yang terluka karena jalan yang jelek
apa bedanya raja tadi dengan para pengambil kebijakan d negeri ini..lihat jalan jelek bukannya di perbaiki malah dia beli SUV biar pas lewat jalan itu tetep nyaman…
Hm, ilustrasinya kurang cocok dengan kesimpulannya…. Sayang sekali niat untuk kebaikan sesama harus luntur demi penghematan???
seperti skrng dalam 1 keluarga tiap2 orang “harus” memiliki kendaraan sendiri2 yg mengakibatkan kemacetan terjadi dimana2 n polusi yg semakin parah…selain merugikan diri sendiri,orang lain jg alam…