Terima Kasih
Malam itu, sekitar pukul 11.30 malam, seorang wanita negro berdiri di samping mobilnya yang mogok. Waktu itu hujan deras, dan jalan itu sepi sekali. Beberapa kali wanita itu mencoba menumpang 1-2 mobil yang lewat dengan cara melambaikan tangannya, tetapi mobil-mobil itu berlalu begitu saja.
Di tengah keputusasaannya, dia mencoba untuk tegar. Dia kembali melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Dinginnya air yang mengguyuri tubuhnya yang mulai demam tak digubris, ia tetap melangkah.
Tiba-tiba ada pejalan kaki, seorang pria kulit putih berlari mendatanginya. Tanpa mempedulikan konflik kulit hitam dan kulit putih yang sedang berkecamuk, pria kulit putih itu mencoba menawarkan diri untuk menolong si wanita kulit hitam. Saat itu adalah sekitar tahun 1965, dimana ras menjadi materi utama perpecahan di Amerika.
Pria kulit putih itu lalu mencarikan wanita negro itu sebuah taksi, memberinya petunjuk arah ke mana ia harus turun, dan membayar dimuka ongkos taksi itu. Sebelum taksi itu pergi, si pria sempat memberi wanita negro itu kartu namanya, hanya sebagai referensi jika wanita negro itu tersesat atau menemui masalah di jalan.
—
Seminggu kemudian, pria itu dikejutkan dengan sebuah ketukan keras di pintu. Ternyata, petugas kurir – lengkap dengan mobil pickup-nya telah berhenti di depan rumah. Mobil itu mengangkut TV warna yang besar dan tape stereo. Dua benda yang sangat mewah waktu itu. Di TV warna itu ditempeli secarik tulisan seperti berikut:
Yth. Bp. James,
Terima kasih telah menolong saya malam itu. Pertolongan dan bimbingan bapak waktu itu sangat berarti bagi saya, bukan hanya sekedar melindungi saya dari deras hujan, tetapi juga telah berhasil membangkitkan saya dari keputusasaan.
Karena pertolongan anda, saya bisa menemui suami saya yang sedang kritis di rumah sakit. Jika waktu itu saya terlambat 10 menit saja, maka saya tidak akan pernah berjumpa lagi dengan suami selamanya. Berkat pertolongan bapak, saya bisa melihat dan menemani suami saya di saat-saat terakhirnya.
Semoga Tuhan melindungi dan memberkati Bapak.
ttd.
Mrs. Nat King Cole
(Dari “One Touch – One Million Grace”, oleh Paul A, 2002)
Di satu sisi.. aku ingin memiliki ketulusan dan kepedulian seperti pria itu..
tetapi di sisi lain, aku juga ingin menjadi seperti Mrs. Nat King Cole
yang mampu membalas berlipat ganda atas kebaikan yang aku terima.
22 Komentar di “Terima Kasih”
pertamaxxx
kadang-kadang baca cerita di sini bikin merinding, ini kali kedua setelah artikel bunga dari surga (<==bener ga tuh judulnya?)
sangat kontras dengan kondisi sebagaian masyarakat indonesia akhir-akhir ini, hanya karena perbedaan bisa terjadi konflik horizontal…
wow,, menyentuh banget ceritanya..
nice ^^
blogwalking di malam hari berkunjung ke rumah sobat baik yang sudah kenal ataupun yang baru kenal salam hangat selalu kawan
aku datang membawa sesuatu yag sekiranya membuat rumah yang kudatangi itu merasa senang dengan menyapa sobat sobat
isi absen dulu ya. blognya bagus.
kontennya keren2. Blognya aye review di kategori blogger. kalo gak suka bilang aja nanti aye delete
@bagusxfantasy : wow.. dengan senang hati.. thanks yaa..
jauhkan perbedaan
jauhkan sak wasangka
mari berbagi sesama
hehehe
🙂
cerita yang penuh makna…bagus buat diambil hikmahnya..nice post..
kisah yg menginspirasi mba…
salam kenal yah…
@irma: hiks… aq kok dipanggil mbak sih.. gw kan cowok tulen.. 100%
cerita oke…
aku juga mau ngasih sesuatu buat temanku yang berjasa banyak kepada diriku… hohoho… tunggu aja ya temanku di suatu tempat… hohoho…
Amin…
semoga Joddie bisa menjadi seperti yang Joddie harapkan.
hmm… menggugah selera… makanan kaleee!!
hi, keep on posting and have a happy weekend.
Love it! Kisah-kisah seperti ini yang seringkali membuat kehidupan terasa lebih lembut dan lebih penuh harapan. Thanks for sharing.
Aduh…
Ini benar2 kisah yang sangat inspired. Terharu bacanya…
sungguh indah dunia ini jika semua orang bisa saling memberi tanpa memandang apapun